Kalau kamu termasuk gamer yang tumbuh di era keemasan PlayStation 1, pasti udah nggak asing lagi sama game Saga Frontier 2. Dirilis oleh SquareSoft (yang sekarang udah jadi Square Enix) pada tahun 1999 di Jepang dan 2000 di Amerika Utara, game ini jadi salah satu RPG yang lumayan underrated tapi punya ciri khas yang kuat. Dari grafis yang beda banget sama JRPG lain sampai sistem cerita yang bikin mikir, Saga Frontier 2 tuh kayak hidden gem yang layak banget buat diulik lagi, apalagi di zaman serba nostalgia kayak sekarang.
Visual Unik yang Nggak Luntur Dimakan Zaman
Hal pertama yang bikin Saga Frontier 2 langsung stand out adalah grafisnya yang mirip lukisan cat air. Yup, beda dari game RPG lain di masanya yang rata-rata masih mainin poligon kasar dan pre-rendered background, game ini malah tampil dengan style art 2D yang beneran kelihatan kayak lukisan hidup.
Desain karakternya detail, lingkungannya penuh warna, dan semuanya punya kesan “hidup”. Rasanya kayak mainin buku cerita interaktif, dan ini jadi salah satu alasan kenapa banyak fans setia game ini sampai sekarang. Bahkan kalau dibandingin dengan game 2D modern, grafis Saga Frontier 2 masih punya nilai estetika yang kuat banget.
Cerita Non-Linear: Dua Karakter, Dua Perspektif, Satu Dunia
Berbeda dari JRPG lain yang biasanya ngikutin satu tokoh utama dari awal sampai tamat, Saga Frontier 2 ngasih kamu dua karakter utama dengan alur cerita yang saling silang dan berkembang sendiri-sendiri: Gustave XIII dan Wil Knights.
-
Gustave XIII adalah seorang bangsawan yang nggak bisa menggunakan Anima (semacam kekuatan sihir yang jadi dasar sistem dunia di game ini), dan akhirnya dibuang dari keluarganya. Ceritanya penuh konflik politik, perang, dan drama kerajaan.
-
Wil Knights adalah penjelajah dan relik hunter yang hidup berdekade-dekade setelah masa Gustave. Petualangannya lebih ke arah eksplorasi dunia, dungeon, dan misteri tentang Relic dan Anima.
Uniknya, kedua cerita ini nggak selalu kamu mainkan secara berurutan. Game ini punya sistem “Scenario System”, di mana kamu bisa memilih chapter mana dulu yang mau kamu mainkan. Ada puluhan chapter pendek yang membentuk cerita besar secara bertahap. Awalnya mungkin bikin bingung, tapi lama-lama jadi seru karena kamu jadi makin paham koneksi antara satu event dengan event lainnya.
Sistem Pertarungan yang Penuh Strategi
Kalau bicara soal gameplay, Saga Frontier 2 punya sistem battle turn-based yang cukup dalam. Tapi jangan salah, ini bukan battle sistem biasa. Di sini kamu nggak cuma ngandelin serangan fisik dan magic standar, tapi juga bisa mempelajari teknik baru secara real-time saat bertarung.
Namanya “Glimmer System”. Jadi, saat kamu pakai serangan tertentu atau kombinasi serangan, karakter kamu bisa tiba-tiba “nginget” teknik baru dan langsung belajar di tengah pertarungan. Rasanya kayak dapet kejutan tiap kali kamu eksperimen di battle. Selain itu, kamu juga bisa nyusun formasi tim, ngatur posisi, dan kombinasikan serangan antar karakter buat efek yang lebih dahsyat.
Ada juga sistem “Anima”, semacam elemen atau kekuatan dasar di dunia game ini. Setiap senjata atau karakter punya afinitas tertentu terhadap Anima seperti Fire, Water, Tree, Stone, dan Tone. Anima ini ngaruh ke skill yang bisa kamu pakai dan hasil serangan.
Musik Latar yang Epic
Buat yang suka RPG klasik pasti ngerti betapa pentingnya musik dalam membangun atmosfer game. Nah, musik di Saga Frontier 2 ini digarap oleh Masashi Hamauzu, yang juga terkenal berkat karyanya di Final Fantasy X dan Final Fantasy XIII.
BGM di game ini tuh bener-bener menggambarkan emosi tiap scene. Ada lagu sedih, lagu epic buat battle, dan bahkan musik yang bikin merinding pas scene dramatis. Salah satu track paling memorable adalah “Roman” dan “The Successor”. Buat pecinta musik game, ini layak banget dimasukin ke playlist nostalgia.
Kelebihan Saga Frontier 2:
-
Visual artistik yang unik dan indah.
-
Cerita kompleks dengan narasi non-linear yang bikin penasaran.
-
Sistem pertarungan dan Glimmer system yang mendorong eksplorasi skill.
-
Soundtrack keren dari komposer papan atas.
-
Replayability tinggi karena banyaknya skenario dan cabang cerita.
Kekurangan yang Perlu Diketahui:
-
Struktur ceritanya bisa membingungkan buat yang nggak sabaran atau pengen cerita yang lurus-lurus aja.
-
Tutorial kurang jelas, banyak mekanik yang harus kamu pelajari sendiri.
-
Gaya visual 2D mungkin kurang cocok buat gamer yang suka grafis modern dan realistis.
Masih Layak Dimainkan di Era Sekarang?
Jawabannya: ya, kalau kamu suka JRPG klasik yang unik dan butuh mikir. Saga Frontier 2 bukan game yang gampang dicerna, tapi begitu kamu klik sama sistemnya, kamu bakal tenggelam dalam dunia yang kompleks dan penuh intrik ini.
Apalagi sekarang udah banyak emulator atau cara legal buat mainin ulang game PS1. Buat kamu yang demen RPG klasik dan pengen pengalaman yang beda dari biasanya, game ini bisa banget jadi pilihan.
Dan hey, siapa tahu setelah main ini kamu jadi pengen nyoba Saga Frontier 1 Remastered yang dirilis beberapa tahun lalu buat Switch dan PC. Siapa tahu Square Enix ngelirik buat ngeremaster atau remake Saga Frontier 2 juga, kan?
Saga Frontier 2 adalah JRPG dengan estetika seni yang kuat, cerita berlapis-lapis, dan mekanik pertarungan yang unik. Walau nggak sepopuler Final Fantasy atau Chrono Cross, game ini punya pesonanya sendiri yang bikin dia layak banget buat disebut salah satu hidden gem di library PS1.
Kalau kamu suka tantangan, suka mikir, dan lagi nyari RPG klasik yang beda dari yang lain, Saga Frontier 2 wajib masuk list backlog kamu. Mungkin butuh waktu buat nyatuin semua kepingan cerita dan sistem yang ada, tapi saat semua mulai klik... dijamin, kamu bakal bilang: "Ini game gila sih, underrated banget."
Tolong untuk tidak meninggalkan link sampah didalam komentar, berkomentarlah dengan bijak dan relevan dengan isi artikel diatas.